Friday, March 14, 2008

Mendagri Akan Resmikan Relokasi

Relokasi Korban Longsor

TIRTOMOYO-WONOGIRI-Setelah mencanangkan relokasi korban bencana alam di Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, kemarin (18/1) Pemkab Wonogiri giliran merancang relokasi di Kecamatan Tirtomoyo. Sebanyak 22 kepala keluarga (KK) korban bencana di Dusun Pagah dan Dusun Sanggrahan, Desa Hargantoro akan dibangunkan rumah sederhana oleh Pemkab.

Untuk keperluan itu, kemarin Bupati Begug didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Ir Sudaryanto MM, Kepala Bagian Pembangunan, Drs Sungkono, Kepala Bagian Humas, Drs Teguh Setyono dan Camat Tirtomoyo, Drs Tardjo Harsono melakukan survei lokasi.

Lokasi yang disurvei adalah tanah bengkok jatah kepala dusun (Kadus) Pagah. "Korban bencana kami rencanakan dipindah ke sini (bengkok Kadus) dengan sistem tukar guling. Nanti Kadus dicarikan tanah lain," kata Begug.

Seperti yang akan dilaksanakan di Jatiroto, para korban bencana bakal dibangunkan rumah sederhana ukuran 4 X 6 meter. Kemarin, tim teknis telah membagi tanah jatah Kadus menjadi beberapa petak. Meski bangunan rumahnya direncanakan ukuran 4 X 6, para korban bakal mendapat jatah tanah ukuran 8 X 10 meter. "Sebanyak 22 rumah itu dibagi dalam tiga blok, masing-masing blok dibangunkan satu unit sarana MCK (mandi, cuci, kakus). Hitungan kami itu mencukupi," kata Sudaryanto.

Begug meminta selain MCK, warga korban bencana dibangunkan musholla. Kebetulan di dekat lokasi relokasi itu ada musholla. " Perbaiki saja musholla itu," kata Begug.

Tarjo Harsono saat dihubungi koran ini menambahkan, dengan upaya itu berarti derita korban bencana yang kehilangan rumah di daerahnya relatif tertangani. Lalu bagaimana dengan korban di Dusun Semangin, Desa Sendangmulyo? Tarjo mengatakan, pemerintah desa dan kecamatan telah menyiapkan lahan relokasi untuk mereka.

Namun, sebagian besar korban bencana di Semangin punya tanah di lokasi lain. Mereka ingin mendirikan rumah di tanah itu. " Dari sisi ekonomi, warga korban bencana di Semangin lebih lumayan Mas (dibanding Pagah dan Sanggrahan)," kata Tarjo.

Warga hanya minta pemerintah memberikan bantuan uang untuk membangun rumah. "Juga ada famili-famili mereka yang siap membantu. Masalah permintaan bantuan uang itu masih kami bahas," jelas Tarjo.

Seperti ditulis koran ini, warga Semangin sejak beberapa waktu lalu telah mengajukan permohonan relokasi. Kepala Desa Sendangmulyo, Darto juga telah menyiapkan lahan untuk mereka. Namun, relokasi di sana justru belum terlaksana. Kepala Kantor Kesbanglinmas, Margono SH sebelumnya mengatakan, relokasi di Semangin agak ulet karena masih terjadi tarik ulur.

Dengan perencanaan di Tirtomoyo, berarti Pemkab sudah menyusun konsep penanganan korban bencana di dua kecamatan yakni Jatiroto dan Tirtomoyo. Namun, itu bukan berarti persoalan selesai. Masih banyak korban bencana di kecamatan lain menjerit lantaran tidak tahu bagaimana harus menatap masa depan.

Di Kecamatan Ngadirojo misalnya, 9 warga sampai sekarang masih di rumah orang lantaran rumah dan semua perabot miliknya amblas dilahap banjir, 16 Desember 2007 lalu. Nasib serupa dialami banyak warga lain, sebab bencana lalu membawa dampak di 24 dari 25 kecamatan yang ada di Wonogiri.

Program relokasi di Tirtomoyo ternyata juga ada kaitannya dengan rencana kedatangan Menteri Dalam Negeri Mardiyanto. Awalnya, Mardiyanto dijadwalkan meresmikan relokasi di Brenggolo. Namun medan di desa itu sangat berat. Akhirnya muncul ide peresmian relokasi Pagah. Untuk keperluan itulah, relokasi Pagah dipercepat. Pembangunan rumah untuk korban bencana di Pagah dilaksanakan mulai Minggu besok. Dari semua kecamatan terlanda bencana, Tirtomoyo mengalami dampak paling parah. Selain kerusakan harta benda, 16 warga sana tewas. (ito/nan)

No comments: