Friday, June 6, 2008

Jalan tembus Tirtomoyo – Karang tengah telah di buka

Bapak/Ibu/Saudara/ Saudari warga Banyakprodo yang terhormat.

Phase ke dua proyek kerja sama antara warga dusun padangan desa Banyak prodo dengan pemda Tirtomoyo dan bantuan dari dewan daerah wonogiri serta Iuran para perantau dari daerah tersebut sudah dapat di fungsikan sebagai mana mestinya,baik untuk kendaraan roda dua maupun lebih.

Hal itu di kemukakan oleh Ibu Haryati kepala dusun Padangan, dari rencana kami ketika kami secara kebetulan bertemu di kediaman bapak kepala desa banyak prodo (bpk.Hardi Wibowo) lebaran lalu yang planningnya untuk pengecoran jalan tengah (phase pertama) kami sudah melampaui target hingga phase ke dua tersebut.

Sungguh suatu lompatan yang membanggakan, untuk hal tersebut kami berencana “temu rantau” yang akan di laksanakan pada malam setelah sholad Idulfitri (info didapat dari Ibu dra Tinuk Srimulyati Msi/coordinator proyek).

Harapan kami semoga kerjasama yang sudah terjalin baik ini akan berkesinambungan di kemudian hari.

Terima kasih kami haturkan kepada Bpk. Tarjo Harsono (camat Tirtomoyo) beserta staff, anggota dewan daerah wonogiri, para perantau, warga dusun padangan, mas Narmo (material) sembung dan yang lain2 yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu.

Untuk informasi katur Om Gomo sunarmo, bagaimana tindak lanjut Phase ke tiga???

Slam dari negri gajah putih.

Thursday, April 24, 2008

Jalan Tembus Tirtomoyo - Karangtengah
Tirtomoyo-Wonogiri, Kebulatan tekad masyarakat desa banyakprodo kecamatan tirtomoyo, kab. wonogiri, jawa tengah dalam membuat jalan tembus dari kec. Tirtomoyo ke kec, Karang tengah akhirnya tercapai, hal ini ditegaskan oleh bapak Parto Wiryoto (perwakilan perantauan) dalam kegiatan pengecoran jalan tersebut. Pengecoran jalan ini mulai di kerjakan pada tgl.12 april dan selesai pada tgl 17 april, untuk kendaraan roda 2 sudah bisa menggunakan, tapi untk roda 4 atau lebih mohon bersabar.

Dana didapat dari beberapa unsur, dari swadaya masyarakat, pemda kec. tirtomoyo, dewan daerah wonogiri, serta Iuran perantau, (terimakasih om Gomo Sunarmo; mas Budi Iswartanto (kualalumpur) dan kawan2) serta yang tak kalah pentingnya terima kasih katur Mas Narmo Sembung (Material) dimana mempercayai kami untuk ngutang materialnya, juga kel besar HIMPUS (Himpunan Putu Suro) dimanapiun berada.

posted by Parto wiryoto
(BKK/Thai)

Monday, April 21, 2008

Kepedulian Sosial Alumni 1975 SMPK Tirtomoyo Kab. Wonogiri

Tidak mudah bagi korban bencana longsor untuk bangkit dari dampak bencana dipenghujung tahun 2007 yang telah meluluhlantakkan rumah, harta benda, dan harapan yang telah mereka tautkan di dusun pagah Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.


Sosok sebagian rombongan alumni SMPK Tirtomoyo Tahun Angkatan 1975
(dari kanan ke kiri : Bpk. Slamet, Bpk Parto Wiryoto, Bpk Sutarto, Ibu Sri Mulyati Sutarto)


Pak Slamet berjabat tangan dengan salah satu korban longsor di dusun Pagah, kebahagian terpancar dari wajah warga dusun pagah desa hargantoro.


Uluran tangan sesama dalam meringkan beban mereka adalah sesuatu yang sangat berharga untuk kelangsungan hidup mereka. Awal bulan April merupakan saat yang sangat membahagiakan dan mengharukan bagi warga dusun pagah saat menerima rombangan tamu dari Alumni SMPK Tirtomoyo tahun lulusan 1975 yang turut peduli dengan kepedihan yang telah mereka alami.

Kali ini wakil rombongan Alumni SMPK tirtomoyo 1975 yang ikut serta dalam acara kepedulian sosial unutk korban bencana di dusun Pagah Desa Hargantoro Kec. Tirtomoyo antara lain, Bapak Parto Wiryoto (Banyakprodo-Bangkok), Bapak Sutarto (Sukoharjo), Ibu Sri Mulyati (Sukoharjo) dan Bapak Slamet.

Ibu Sri Mulyati setelah memberikan bingkisan kepada para korban bencana di dusun pagah

bapak Parto berjabat tangan dengan para korban bencana di dusun pagah desa hargantoro kecamatan tirtomoyo



Mudah-mudahan apa yang telah dipersembahkan oleh Alumni SMPK Tirtomoyo Tahun Lulusan 1975 ini juga membangkitkan rasa kepedulian kita kepada sesama warga tirtomoyo lainnya. Besar dan kecilnya bantuan bukanlah ukuran, akan tetapi wujud dukungan nyata seperti inilah yang sangat diharapkan oleh warga korban bencana di daerah tirtomoyo saat ini.

Bagi pembaca yang budiman khususnya warga tirtomoyo, renungkanlah, sudah berartikah hidup kita?

posted by Parto Wiryoto - Bangkok-Banyakprodo April 2008

Wednesday, March 26, 2008

Bencana longsor ancam Dusun Tukluk,

Tanjungsari-Tirtomoyo (Espos)--Bencana tanah longsor mengancam warga RT 04/RW V, Dusun Tukluk, Tanjungsari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sedikitnya 23 kepala keluarga (KK) dengan total 83 jiwa di dusun itu terpaksa diungsikan.

Pantauan Espos di lokasi, Sabtu (22/3), sejumlah batu berukuran raksasa di kawasan perbukitan berada dalam posisi sangat kritis. Tanah yang menyangga batuan itu longsor. Tepat di bawahnya, terdapat puluhan rumah warga dalam posisi terancam.

"Jika hujan deras mengguyur sekali lagi saja, kami prediksikan batu raksasa itu akan menggelinding dari bukit dan menerjang permukiman warga. Makanya, Jumat (21/3) kemarin warga kami minta mengungsi ke permukiman warga lainnya yang aman," ujar Kepala Dusun Tukluk, Supino, Sabtu.

Akibat musibah itu, rumah 20-an warga terpaksa dikosongkan dan dusun tersebut dinyatakan dalam posisi siaga satu. Kendati tidak menelan korban jiwa, sebanyak 86 KK terancam kesulitan air bersih lantaran saluran air bersih menuju dusun itu terputus total.

Pipa-pipa air menuju dusun rusak tertimbun bebatuan dan tanah longsor. "Saat ini, warga terpaksa ngangsu air dari sumber lain, bukan lagi memakai sumber air yang masuk dari pipa ke rumah mereka. Kondisi ini memang cukup merepotkan,” sambung Supino.

Menurut keterangan warga bernama Tarno, longsor terjadi Jumat (21/3) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelumnya, hujan mengguyur sejak Jumat siang. "Saat hujan reda, tiba-tiba terdengar suara gemuruh disusul ledakan. Seluruh warga spontan berhamburan keluar rumah,” terangnya.

Oleh: Aries Susanto

Monday, March 24, 2008

Longsor lagi di Tirtomoyo

Tanah longsor Jumat (22/3) malam lalu, memantapkan posisi Kecamatan Tirtomoyo sebagai wilayah paling rawan tanah longsor dan banjir di Wonogiri. Pasalnya, beberapa jam sebelum bencana di Tukluk juga terjadi tanah longsor di Dusun Ngepring, Desa Genengharjo. Dengan tambahan itu, sejak 26 Desember 2007 sampai kemarin, tidak kurang dari 314 kepala keluarga (KK) di Tirtomoyo menjadi korban tanah longsor dan banjir.

Tanah longsor di Dusun Ngepring terjadi Jumat sekitar pukul 15.15. Longsoran lumpur dan batuan menghantam rumah milik Sutar, 60, warga Ngepring RT 01 RW 01. Material itu membuat rumah Sutar rusak parah.

Dengan tambahan dua bencana alam itu, Camat Tirtomoyo Drs Tardjo Harsono mengatakan, selama Februari sampai Maret 2008 terjadi empat kali longsor. Yakni pada 27 Februari, 10 Maret, 12 maret dan 22 Maret. "Total jumlah korban empat bencana itu 12 KK," jelas Tardjo.

Padahal, sejak 26 Desember 2007 sampai akhir Januari 2008, serangkaian bencana alam terutama tanah longsor dan banjir juga sering terjadi.

Data di kecamatan, dalam rentang waktu itu, bencana alam membuat sengsara 302 KK. Sehingga jika ditotal sejak 26 Desember 2007 sampai kemarin, bencana berdampak terhadap 314 KK.

"Dari 14 desa/kelurahan di Tirtomoyo tidak ada yang belum kena bencana. Maka kami selalu mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan," pinta Tardjo. Tirtomoyo rawan bencana karena dikelilingi oleh perbukitan. Banyak dusun atau desa yang berada di lereng bukit.

Coba anda renungkan! Apa yang terjadi di Tirtomoyo selain faktor geologis pada lempeng ponorogo yang rawan terjadi pergerakan tanah apalagi karakteristik perbukitan yang sangat memungkinkan potensi longsor, juga faktor manusia yang kurang memperhatikan dampak lingkungan dalam memanfaatkan potensi alam seperti eksplorasi tanah bahan baku genteng untuk industri genteng wiroko. Fakta, industri genteng wiroko saat ini tidak mengambil bahan baku di wilayahnya sendiri tapi justru dari desa sekitarnya seperti desa sukoharjo, hargorejo, genengharjo dsb.

Dengan ekplorasi tanah membabibuta pad daerah perbukitan jelaslah potensi apa yang akan dihadapi oleh daerah seperti di desa sukoharjo, hargorejo, genengharjo dsb tersebut. Renungkan sekali lagi!!! (red)

Sunday, March 23, 2008

Eksistensi Industri Genteng Taman Wiroko....Bisakah Bertahan?
Pertanyaan yang selalu muncul dibenak saya sejak tahun 2006 hingga kini, saat pulang ke rumah bapak-ibu tercinta di dusun Blaraksari, desa Sukoharjo, kecamatan Tirtomoyo, Kab. Wonogiri, Jawa Tengah melihat mobil 3/4 bak terbuka membawa tanah lempung merah setiap hari berlalu-lalang di depan rumah, entah berapakali lewat dalam sehari. Sayapun bergerak untuk bertanya banyak tentang ekplorasi tanah (sebagai bahan baku genting di desa wiroko) yang membabibuta tersebut kepada asalah satu "tim angkut tanah" yang kebetulan aku kenal dengan inisial "N".
Sungguh fantastis dari keterangan yang terhimpun mereka dalam sehari bisa mengangkut tanah rata-rata 15x angkut, padahal jumlah armada angkutnya sebanyak 3-5 mobil (daya tampung 7-10 kubik/mobil). Bisa anda bayangkan dalam musim kemarau saat itu saja (4 bulan efektif) sekitar 70.000 - 100.000 kubik dalam satu musim yang dieksplorasi dari desa sukoharjo saja.
Dari sedikit uraian di atas kiranya layak kita mempertanyakan sampai kapan eksistensi industri genteng di wiroko bertahan?

Dampak Positif
Tidak disangkal bahwa keberadaan industri genteng di wiroko saat ini sangat berarti bagi perekonomian desa wiroko dan desa sekitar walaupun dampak negatif juga tak kalah besar (akan dipaparkan lebih lanjut). Pertama, penyerapan tenaga kerja di wiroko dan daerah sekitar bahkan kabupaten sekitar (terutama tenaga non formal) yang selama ini notabene-nya berpendapatan rendah. Kedua, aspek sosial budaya yang semakin komplek dengan keberadaan tenaga kerja tersebut sehingga terjadi akulturasi budaya yang baru. Ketiga, Meningkatnya daya beli masyarakat desa sentra industri genteng (indikator yang jelas tampak adalah banyak bermunculannya penjual makanan hingga larut malam) sehingga giat perekonomian di desa tersebut tampak. Keempat, Efek take and give........masih akan dilanjutkan.

Wednesday, March 19, 2008

TAMBANG TIMAH: INVESTOR TANAMKAN MODAL RP 25 MILIAR - Produksi Mineral Logam 100 Ton/Hari

TIRTOMOYO-WONOGIRI;Nop 2007:PT Daya Sakti Unggul Coporindo Tbk yang bergerak di bidang pertambangan melalui PT Tirtomoyo Murni Abadi Group (TMAG) menanamkan investasi membangun perusahaan industri mineral logam di wilayah Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik mineral logam senilai Rp 25 miliar itu dilakukan Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi di Dusun Sumbersari, Desa Sendangmulyo, Tirtomoyo, Selasa (27/11).

Direktur PT TMAG Nurhadi Purwanto maupun Komisaris Utama PT Daya Sakti Unggul Coporindo (DSUC) Tbk Budhi Surya, melaporkan, meski daerah Kabupaten Wonogiri khususnya wilayah Tirtomoyo dikenal gersang dan tandus namun ternyata memiliki potensi tambang batu-batuan terutama mineral logam yang luar biasa. Perusahaan yang sudah mulai beroperasi di Karangtengah Wonogiri ini, memiliki kapasitas produksi tembaga, timah maupun seng sedikitnya 100 ton/hari.

Sementara limbah padat industri pertambangan PT TMAG tersebut bisa kita olah menjadi batako,� ungkap Budhi Surya, pengusaha asal Surabaya seraya menambahkan jika perusahaan yang dibangun ini selesai 9 bulan lagi diharapkan mampu menampung 300 tenaga kerja setempat.
Lebih 20 Tahun

Dalam percakapan dengan KR, Nurhadi mengungkapkan, deposit bahan tambang logam yang ada di sekitar kawasan Tirtomoyo hingga Karangtengah tidak bakal habis dieksplorasi selama 20 tahun dengan angka produksi 100 ton/hari. Selaku investor, pihaknya salut terhadap sambutan Pemerintah Kabupaten Wonogiri maupun jajaran perangkat Desa Sendangmulyo Tirtomoyo yang telah memberikan izin pembangunan industri logam di atas tanah lungguh atau bengkok kepala desa setempat seluas 3,6 hektar.
Pembangunan perusahaan logam PT TMAG Wonogiri ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Begug Poernomosidi, Wakil bupati Wonogiri dr Y Sumarmo dan Komisaris Utama PT DSUC Tbk Budhi Surya.

Di tempat yang sama, bupati secara simbolis menyerahkan surat izin kuasa pertambangan (KP) Pemerintah Kabupaten Wonogiri kepada Direktur PT TMAG Nurhadi Purwanto diteruskan dengan penyerahan bantuan bibit pohon sengon sebanyak 100.000 batang kepada petani di Tirtomoyo dan Karangtengah.
�Mestinya tidak hanya 100 ribu jika perusahaan ini telah membantu Kabupaten Pacitan sebanyak 4 juta batang, maka Wonogiri juga minta dibantu sejumlah itu pula,� komentar Bupati Begug.KR